Sebelum berbicara mengenai kontribusi yang dapat diberikan oleh
PSK&E dalam peningkatan produktivitas pekerjaan perbengkelan,
ijinkanlah penulis memaparkan sedikit mengenai “definisi” dari beberapa
hal, menurut pengertian yang ada di dalam benak penulis:
Sistem Kerja: Sistem kerja didefinisikan sebagai suatu sistem yang
terdiri dari manusia, mesin, peralatan, bahan, metoda dan lingkungan
kerja yang berdiri sebagai satu kesatuan yang mempunyai tujuan dan
fungsi tertentu.
Perancangan Sistem Kerja. Perancangan Sistem Kerja (PSK) merupakan
upaya-upaya untuk merancang dan memperbaiki sistem kerja dengan
memperhatikan elemen-elemen sistem kerja tadi secara integral,
sedemikian rupa sehingga kinerja dari sistem kerja tersebut meningkat
secara holistik. Dalam aplikasinya PSK pun banyak memanfaatkan keilmuan
ergonomi.
Ergonomi. Ergonomi merupakan suatu keilmuan yang memanfaatkan
pengetahuan tentang sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam
hubungannya dengan sistem kerja, dan memanfaatkan pengetahuan tadi untuk
melakukan pengaturan-pengaturan agar didapatkan kinerja sistem yang
optimal. Secara sederhana, ergonomi dapat pula dikatakan sebagai “… ilmu
yang mempelajari tentang interaksi manusia dengan elemen-elemen lain
dalam sistem kerjanya dan memanfaatkan pengetahuan ini untuk mendapatkan
suatu sistem kerja yang efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien…”.
Secara umum dapat dikatakan bahwa bila ada sistem yang mempunyai unsur
manusia di dalamnya, maka di situ ergonomi dapat berperan pada sistem
tersebut. Dari sini dapat dilihat, bahwa karena terdapat banyak sekali
“sistem yang bermanusia”, maka bidang penerapan ergonomi ini pun luas
sekali, dari sistem yang sangat sederhana sampai ke sistem yang
kompleks. Dalam hal ini ergonomi dapat memberikan kontribusi yang besar
dalam perancangan sistem sistem tersebut, khususnya dalam hal
hubungannya dengan unsur “manusia” yang ada dalam sistem kerja, agar
sistem tersebut sesuai dengan unsur manusia yang ada di dalamnya
sehingga dengan demikian dapat diharapkan bahwa efektivitas, efisiensi
dan produktivitas sistem dapat dicapai dengan lebih baik. Dalam
perbaikan sistem kerja, dengan pandangan bahwa kinerja sistem yang
terbaik hanya dapat tercapai bila terdapat kesesuaian antara manusia dan
pekerjaannya, ergonomi menggunakan pendekatan HCD (Human Centered
Design). Dalam pendekatan ini, faktor manusia diletakkan sebagai fokus
atau pusat rancangan, dalam arti bahwa bila terjadi kekurangsesuaian
antara manusia dan pekerjaannya (~ elemen-elemen dalam sistem kerja
selain unsur manusia) maka diupayakan pengaturan-pengaturan pada
pekerjaan/sistem kerja tersebut agar sesuai dengan manusia yang berada
pada sistem kerja tersebut. Sebenarnya barangkali ideal kalau pekerjaan
bisa disesuaikan secara total sehingga sesuai dengan kebutuhan
manusianya, tetapi sering terjadi adanya keterbatasan-keterbatasan
teknis dan atau ekonomis yang membatasi dilakukannya
penyesuaian-penyesuaian ini sehingga upaya penyesuaian pekerjaan
terhadap unsur manusianya ini hanya dapat dilakukan sebagian. Tentu
saja, manusia pun bukan merupakan sesuatu yang rigid, dia mempunyai
kemampuan adaptasi untuk berhadapan dengan sistem kerjanya, tetapi dalam
pendekatan HCD yang murni, kita terlebih dahulu merancang sistem kerja
yang disesuaikan dengan manusia yang ada di dalamnya semaksimal mungkin
sampai batas-batas yang memungkinkan, dan setelah itu barulah unsur
manusianya yang harus beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan
pekerjaannya tersebut.
Dengan PSK&E misalnya kita “mempermasalahkan” (dan kemudian
memperbaiki) metoda kerja yang dipergunakan, alat apa yang sebaiknya
digunakan untuk mengerjakan sesuatu, ukuran alat (sesuaikah dengan
ukuran dimensional orang yang mempergunakannya), bentuknya (dan apakah
pemakainya kidal atau tidak), peletakannya dalam stasiun kerja, dan
sebagainya. Semuanya itu bertujuan untuk menyederhanakan dan mempermudah
serta memperingan pekerjaan sehingga operator dapat melakukan pekerjaan
itu dengan lebih mudah, lebih cepat, lebih berkonsentrasi, tidak cepat
lelah, serta dengan mutu pekerjaan yang lebih baik dan prosentase
kesalahan yang lebih kecil.
Dalam hal pengaturan tata letak pada stasiun kerja, kita
mempermasalahkan dimensi-dimensi kursi dan meja kerja, letak tombol,
tuas dan panel pada mesin, peletakan komponen-komponen dan benda kerja,
peletakan peralatan-peralatan kerja, letak dan arah datangnya
pencahayaan, tempat (dan bentuk) benda kerja sebelum dan setelah
diproses pada stasiun kerja, dengan memanfaatkan pengetahuan mengenai
studi gerakan, ekonomi gerakan, antropometri, biomekanika, fisiologi
kerja, dan sebagainya.
Dalam hal “good house keeping”, kita memanfaatkan
pengetahuan-pengetahuan mengenai “metode warna”, 5S, antropometri,
penginderaan, display dan sebagainya.
Dalam hal perancangan lingkungan kerja, kita memanfaatkan pengetahuan
mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia dalam berhadapan
dengan lingkungan kerja yang berupa temperatur, kebisingan, getaran, dan
kemudian dengan memperhatikan kendala-kendala yang ada (dan urutan
prioritasnya mengenai signifikan tidaknya suatu hasil perbaikan
dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan), serta berupaya
membuat lingkungan kerja seideal mungkin. Dengan pengkondisian ini
diharapkan dapat memperbaiki kualitas kerja (yang akan berakibat pada
kualitas dan konsistensi kualitas produk yang dihasilkan) serta
meningkatkan kecepatan kerja, tanpa menambah beban bagi para pekerjanya
(bahkan sebaliknya, dengan kondisi lingkungan kerja yang lebih baik ini,
para pekerja akan merasa lebih nyaman).
Dalam hal desain produk, PSK&E dapat berperan dalam perancangan
produk jadi/produk akhir serta produk antara (produk dalam proses). Pada
perancangan produk jadi kita dapat memanfaatkan pengetahuan tentang
antropometri agar dimensi produk yang kita buat sesuai dengan (dan dapat
digunakan dengan enak oleh) para pemakai produk kita (~ segmen konsumen
yang dituju); dan dalam hal produk akhir yang berupa alat-alat
permesinan, selain mengacu pada masalah antropometri, perancangan
dilakukan dengan memperhatikan pula masalah maintainability
(kemampurawatan) dalam perancangan kita. Sedangkan dalam hal perancangan
produk-antara, PSK&E dapat berperan dengan memanfaatkan
prinsip-prinsip poka yoke, dengan upaya pengurangan dan penyederhanaan
proses (baik proses forming maupun proses assembling), eliminasi
bagian-bagian yang tajam (yang biasanya akan melambatkan kerja yang
dilakukan oleh operator karena ia akan harus lebih berhati-hati agar
tidak terluka), dan lain sebagainya.
Dari contoh-contoh dalam paparan di atas terlihat bahwa PSK&E
dapat memberikan kontribusi yang penting dalam peningkatan
produktivitas, pengurangan pemborosan-pemborosan dan penanggulangan
masalah-masalah K3, yang pada dasarnya juga merupakan unsur-unsur
penting dalam rangka meningkatkan produktivitas.
http://kusmani.wordpress.com/2010/05/10/perancangan-sistem-kerja-dan-ergonomi-dalam-pekerjaan-perbengkelan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar